(Cianjur, 25 Juli 2024) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam)
Kementerian Agama RI Prof. Dr. Phill. Kamaruddin Amin, MA., berharap kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional berdampak langsung dan dirasakan masyarakat. Hal ini disampaikan Kamaruddin ketika memberikan arahan pembekalan kepada panitia dan panitera MTQ Nasional XXX Tahun 2024 yang berlangsung di Grand Metro Hotel Puncak, 24 – 26 Juli 2024.
Kegiatan MTQ Nasional XXX Tahun 2024 rencananya akan diselenggarakan di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 6 – 16 September 2024. Kegiatan ini merupakan pagelaran akbar yang bukan hanya merupakan tanggung Jawab Kementerian Agama dan Pemerintah Provinsi, namun merupakan tanggungjawab bersama yang melibatkan masyarakat luas.
Momentum kegiatan MTQ sejatinya dapat dijadikan sebagai tolok ukur kecintaan masyarakat terhadap al-Qur’an. Selain itu momentum ini dapat melihat sejauh mana aspek-aspek keagamaan masyarakat dapat diukur secara kualitas dan kuantitasnya. Pergerakan massif masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia pada kegiatan MTQ dapat dilihat dan berbanding lurus dengan kuantitas aspek keagamaan mereka.
“Kita harus melihat MTQ bukan sebatas sebuah aktivitas festivalisasi, bukan sekadar kegiatan biasa, tetapi kita jadikan momentum MTQ ini sebagai sebuah instrument untuk meningkatkan kecintaan terhadap al-Qur’an, meningkatkan kualitas keagamaan secara makro”, jelas Kamaruddin yang juga menjabat sebagai ketua umum LPTQ Nasional.
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup masyarakat harus benar-benar masuk ke dalam relung sanubari, dapat meresap dan menjadi bagian integral dalam diri seorang muslim.
“Kita harus merasa bahwa kita sedang menginternalisasi nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari”, lanjut Kamaruddin.
Kamaruddin berharap segenap panitia dan panitera MTQ Nasional XXX tahun 2024 yang sudah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Nomor 767 Tahun 2024 tentang Penetapan Kegiatan Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional XXX Tahun 2024 di Provinsi Kalimantan Timur, ini dapat menjalankan sesuai tugas pokok masing-masing dalam rangka mensukseskan kegiatan ini dengan baik.
Kamaruddin lebih lanjut menegaskan bahwa kesuksesan panitia selain diukur dari kesuksesan penyelenggaraan rangkaian MTQ juga harus dilihat dari aspek dampak penyelenggaraan ini kepada masyarakat. Harus ada dampak positif dan terlihat langsung kepada masyarakat dari segi bertambah dan menguatkan aspek keagamaan masyarakat sampai pada meningkatnya literasi dan kecintaan masyarakat terhadap al-Qur’an.
“Kesuksesan panitia penyelenggara MTQ bukan diukur dari keberhasilan melaksanakan rangkaian kegiatan ini dari awal sampai akhir, namun sejauh mana MTQ berdampak bagi umat Islam Indonesia dan meningkatnya kecintaan umat kepada al-Qur’an”, sambung Kamaruddin.
Kamaruddin memberikan ilustrasi kegiatan lain yang berdampak kepada masyarakat sebagai stimulus kepada panitia dengan memberikan contoh mengkampanyekan “Gerakan Indonesia Berwakaf”. Bagaimana jika kegiatan MTQ ini sekaligus sebagai ajang promosi wakaf uang kepada masyarakat dengan menyediakan stand atau flayer wakaf uang, sambung Kamaruddin.
Kamaruddin melihat momentum besar MTQ dengan pergerakan masa yang sangat besar, tumpah ruang di Kota Samarinda nanti, jika pararel dengan kampanye wakaf uang maka akan menghasilkan kesan baru di masyarakat, lanjut Kamaruddin yang juga menjabat sebagai ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!